Saini K.M. lahir di Sumedang, Jawa Barat, 16 Juni 1938. Menyelesikan pendidikan kesarjanaannya pada Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bandung. Naskah-naskah dramanya yang mendapat Hadiah Dewan Kesenian Jakarta adalah Pangeran Sunten Jaya (1973), Ben Go Tun (1977), Serikat
Pertemuan tersebut menghasilkan teks Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan atas tanah air, bangsa, dan bahasa yang sama. Untuk menyemarakkan Hari Sumpah Pemuda, para generasi penerus bangsa melakukan banyak kegiatan, salah satunya mengadakan lomba menulis dan membaca puisi yang bertemakan pemuda. Selain itu, tentu saja, itu juga cara jitu mengenalkan khazanah dunia puisi Tanah Air. Maka, yuk diresapi lima puisi berikut. 1. "Pada Suatu Pagi Hari" karya Sapardi Djoko Damono. Inilah puisi yang mengawali cerita Srimenanti.Cerita novelnya dimulai saat sang tokoh melihat perempuan lewat seperti adegan di puisi itu. Dalam puisi periode 1940—1960 hubungan manusia dengan dirinya sendiri tampak dalam pandangan hidup, sikap, dan perilaku. Dalam sajak Mahatmanto "Rizki Jiwa" yang dimuat dalam Gema Tanah Air (hlm. 186) si aku lirik beranggapan bahwa semua keberuntungan manusia di Ketika tanah basah Air mata resah Dan bunga-bunga merekah Di bumi Nikmati keindahan puisi 'Tanah Air Mata' karya Sutardji Calzoum Bachri. Menyentuh hati dan membangkitkan emosi, puisi ini menggambarkan kepedihan dan cinta mendalam pada tanah air. Menyimak kata-kata indah penyair ini akan membawa Anda dalam perjalanan spiritual dan memicu rasa cinta ke pada negeri ini. Baca sekarang dan temukan kekuatan kata yang menghidupkan rasa patriotisme! Airmata tanah air kami. Disinilah kami berdiri. Menyanyikan airmata kami. Di balik gembur subur tanahmu. Kami simpan perih kami. Di balik etalase gedung-gedungmu. Kami coba sembunyikan derita kami. Kami coba simpan nestapa kami. Kami coba kuburkan dukalara. .